PT Pollux Properties Indonesia masih cukup optimistis memandang prospek properti tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan pengembang ini menargetkan penjualan pemasaran atau marketing sales Rp 15 triliun tahun 2018.

Target hal yang demikian tumbuh dua kali lipat dari sasaran perusahaan tahun lalu yakni sekitar Rp 7 triliun.

Michael Tanuwijaya, Direktur Pollux Properties mengatakan, prospek bisnis properti tahun ini masih akan bergerak positif cenderung stabil karena secara makro ekonomi juga masih ditargetkan tumbuh.

"Bisnis properti kurang lebih akan dengan tahun lalu dengan catatan tahun ini iklim politik cukup stabil. Jikalau segala stabil kami optimistis sasaran dapat tercapai, " kata Michael di Jakarta.

Cuma saja, berdasarkan Michael, bisnis properti tahun ini akan lebih banyak ditopang oleh segmen di bawah Rp 2 miliar. Meskipun pasar di atas harga hal yang demikian diukur masih akan lambat.

Pollux Properties Indonesia cukup agresif dalam memasang target karena perusahaan memang sedang menyiapkan empat proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini.

Michael mengucapkan, dua dari proyek baru hal yang demikian akan dibangun di Jabodebek. Sementara dua lagi akan diluncurkan di luar Jabodetabek yang masih dirahasiakan lokasinya tepatnya. "Kita akan luncurkan di kota yang sudah ditunjang dengan infrastruktur baik," ujarnya.

Keempat proyek baru hal yang demikian akan dimaksimalkan dengan konsep mixed use atau kawasan terpadu yang akan dirilis secara bertahap mulai dari kuartal II 2018 akan datang. Michael bilang, wilayah mixed use tersebut akan dikembangkan highrise building yang dilengkapi dengan residensial, perkantoran, wilayah ritel, hotel, universitas dan lain-lain.

Sekitar 40% dari target marketing sales tersebut akan disumbang dari proyek baru. Sedangkan 60% akan berasal dari proyek existing. Cuma saja, Michael tak membeberkan lebih detil berhubungan proyek hal yang demikian.

Namun, perusahaan ini tercatat memiliki landbank di Sudurman Central Business District (SCBD) dan di wilayah Mega Kuningan.

Sementara dari proyek existing yang diperkirakan akan menyumbang penjualan paling besar adalah http://technopoliskarawangpollux.com/ di Karawang. Proyek akan dikembangkan menjadi CBD di Karawang yang akan dibangun di lahan seluas 40 hektare (ha).

Tahap pertama, akan dikembangkan lima tower apartemen dan 300 unit ruko. "Bulan April ini kita akan meluncurkan unit-unit baru di Tecknopolis, " kata Michael.

Selain itu, proyek existing Pollux yang sedang berjalan saat ini antara lain Kawasan Terpadu Gangnam Districr dan Chadstone di Bekasi, Meisterstadt di Batam, dan Proyek perkantoran World Capital Tower (WCT).

WCT yakni proyek perkantoran pertama yang dioptimalkan Pollux. Proyek kantor grade A ini dibangun di atas lahan seluas 8.000 meter persegi (m2) di Mega Kuningan, Jakarta. Proyek ini terdiri dari area perkantoran seluas 84.000 m2 dan area ritel tiga lantai seluas 3.000 m2.

WCT dibangun oleh PT Mega Kuningan Pinnacle merupakan ialah perusahaan joint venture antara PT Mega Kuningan International dengan Pollux Properties Group. Sekitar 30% area perkantoran yakni strata title dan 70% diperuntukkan untuk sewa.

Michael bilang, proyek tersebut telah dipasarkan sejak tahun 2014 dan ketika ini semua area strata sudah terjual seluruhnya yaitu mulai lantai 1 sampai lantai 18 dengan sempurna 200 unit kantor. Sementara untuk zona sewa sudah ada komitmen sewa sekitar 60% dari calon tenan.

"Kebanyakan janji sewa datang dari startup company, IT, pertambangan, e-commerce, dan sedang negosiasi untuk sewakan ke perusahaan coworking space dua lantai, "kata Michael.

Adapun area strata dipasarkan dengan harga sekitar Rp 60 juta per m2 dan harga rata-rata sewa menempuh sekitar 300.000/m2 per bulan. Walaupun untuk zona ritel akan disewakan dengan harga rata-rata Rp 750.000 /m2 per bulan.

Pollux masih terus melanjutkan pembangunan proyek perkantoran hal yang demikian. WCT ditargetkan akan serah terima pada kuartal I 2019.